Percayalah, Ada Jiwa Penyair dalam Setiap Diri Manusia
Mahir Menyair: 7 hal yang layak dibagikan minggu ini
Halo, Penyair!
Bagaimanapun, saya sudah memulai jurnal ini. Namun, kata orang, memulai saja tidak cukup. Mesti ada upaya untuk terus melanjutkan hingga benar-benar selesai. Sekarang, pertanyaannya, sampai kapan saya harus menulis jurnal ini?
Jika harus menjawab pertanyaan tersebut, entah ada atau tidak jawaban yang tepat. Kalau jurnal ini benar-benar efektif membuat saya lebih rajin dan mudah untuk belajar lebih banyak, maka akan saya upayakan untuk terus berlanjut. Lantas, sekali lagi, sampai kapan?
Entahlah. Barangkali sampai saya merasa bahwa jurnal ini ditulis dengan keterpaksaan, ketidaknyamanan, dan berujung kesia-siaan.
Agar saya tidak merasa bahwa jurnal ini sia-sia, saya harap kawan-kawan pembaca bisa memberi masukan berupa tanggapan, saran, bahkan kritikan di kolom komentar atau di media sosial. Bukan haus apresiasi. Hanya saja, saya butuh memastikan agar jurnal ini bisa jadi lebih baik dan bermanfaat untuk lebih banyak kawan-kawan yang sedang berlatih menulis puisi.
Akhirnya, sampai juga pada jurnal MAHIR MENYAIR terbitan keempat. Semoga jurnal minggu ini lebih baik dari jurnal-jurnal sebelumnya.
Berikut 7 hal yang menurut saya layak dibagikan minggu ini:
“Mengapresiasi artinya menghargai. Menghargai itu pertama-tama adalah iktikad baik, sikap, solidaritas, baru kemudian kemampuan atau kapasitas untuk bisa menghargai.” Lebih lanjut, Cak Nun mensyaratkan dua hal dalam apresiasi, yaitu “qiraah” dan ro’iyah.
Hasan Aspahani dalam Surat untuk Seseorang yang Bertanya Soal Puisi 1: “Mungkin itu pelajaran pertama saya tentang puisi: kita tak perlu paham untuk terpikat pesonanya.” (Sayangnya tautan blog Hasan Aspahani ini sudah tidak bisa diakses).
Sebagai seorang pemula/amatir dalam puisi, mestinya begini pikiran sederhana kita: “Saya merasa harusnya saya juga bisa menulis puisi, membuat satu teks tentang sesuatu dengan bahasa biasa tapi dengan cara tertentu, cara yang kelak saya pahami sebagai perangkat puitika, dan dengan cara itu bisa membangkitkan pesona.” — Hasan Aspahani
Hasan Aspahani dalam Surat untuk Seseorang yang Bertanya Soal Puisi 3: “Ada dua hal bagi kita yang membuat kita tertarik pada sesuatu: bakat dan minat.”
Melanjutkan poin ke-4, ini yang mesti ditekankan dan digarisbawahi oleh kita—yang sering gagal, hendak menyerah, dan kerap mengkambing-hitamkan bakat: “Minat yang terus tumbuh itu mengatasi bakatku yang cekak.” — Hasan Aspahani
Buku puisi: “Bagi Joko Pinurbo, puisi yang inspiratif adalah puisi yang bukan hanya memperkaya cara pandang kita terhadap berbagai persoalan hidup, melainkan juga yang menawarkan kemungkinan lain mengenai cara berpuisi.” Penerbit Indonesia Tera perihal cacatan kecil Joko Pinurbo untuk buku puisi Puasa Puisi karya Widya Mareta.
Nasihat penyair: “Kematian penyair dalam diri kita itu bisa jadi terbunuh oleh kemalasan kita untuk mencari pengucapan baru. Memang kita bukan anak kecil lagi. Anak kecil selalu mencari dan belajar mengucapkan apa saja: lapar, haus, panas, dingin, sepi, bosan dan bayi mengucapkan dengan berbagai cara yang bisa ia temukan. Keinginan untuk mencari dan menemukan pengucapan itulah yang mestinya dipertahankan dari bayi dalam tubuh dewasa kita.” Kata Hasan Aspahani, penyair dalam diri itu tidak pernah benar-benar mati. Ia hanya mati suri.
Terima kasih sudah membaca! Buletin ini adalah publikasi buatan tangan dan sepenuhnya didukung oleh pembaca. Kami berusaha agar buletin ini terbit setiap hari Jumat—dan kamu dapat membantu mempertahankannya dengan menjadi pelanggan berbayar, meneruskan buletin kepada kawan, atau bahkan cukup mengeklik tombol “suka” di bawah.
Oh, ya. Jika kamu ingin mendukung kerja kreatif kami, silakan membeli buku-buku dan produk digital original di @kerjarasa (Bayar sesukamu khusus bulan Oktober 2023). Kami juga mengelola agensi kreatif bernama @perajinkatacom yang siap bantu kamu menyelesaikan segala macam permasalahan penulisan kreatif, sastra, dan media sosial, bahkan identitas jenama (brand identity).
Dapatkan kiat praktis memahami + menulis puisi di @mahirmenyair. Monetisasi puisimu dan tingkatkan pendapatan pasif serta pendapatan aset digitalmu bersama penerbit digital @ruangrasaproject.
Tabik!
AGOY TAMA
Penyair Digital, Founder Ruangrasa Project